1. Kutipan
langsung (pendek), kurang dari 3 baris
Mengutip persis seperti aslinya. Misalnya:
undang-undang, anggaran dasar, dsb. Kutipan langsung harus menggunakan tanda
kutip ["]
Contoh:
Dinyatakan oleh Septiyantono (2002:154),
“Pelayanan prima sangat bergantung pada kemauan dan kemampuan (skill)
staf perpustakaan”. Meskipun demikian, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa
pelayanan prima tidak terletak pada skillseseorang, tetapi
terletak pada sistem yang digunakan (Lasa Hs, 2004:25). [Pendapat Lasa Hs itu
dikutip secara tidak langsung]
Pelayanan prima harus didukung dengan fasilitas
yang baik. Namun, “Pelayanan prima sangat bergantung pada kemauan dan kemampuan
(skill) staf perpustakaan” (Septiyantono, 1999:154).
2. Kutipan langsung
(panjang), lebih dari 3 baris
1.
sumber informasi: pengarang, tahun terbit, dan halaman
2.
kutipan dimulai sejajar dengan paragraf
3.
diketik dengan jarak 1 spasi
4.
jika terdapat paragraf dalam kutipan, garis baru
ditulis mulai dengan lima ketukan (satu tab).
Contoh
1:
Inti dari belajar dan membaca adalah mengambil
hal yang penting untuk selalu diingat. Berkenaan dengan kemampuan mengingat,
Soedarso (2001:74) menyatakan sebagai berikut.
“Daya ingatan kita umumnya hanya mampu mengingat
50% dari apa yang kita baca satu jam berselang dan dalam dua hari berikutnya
tinggal 30% saja. Teknik-teknik membaca seperti dalam prabaca, SQ3R, dan
teknik-teknik yang lain dimaksudkan untuk mengingatkan daya ingat terhadap apa
yang dibaca.”
Sementara itu Rosidi (2005:123) menyatakan
kemampuan mengingat hanya 30% dalam kurun satu jam. Hal itu telah dibuktikan
pada ……
Contoh 2:
“Pustaka Java berisi ribuan
(lebih dari 5000) kelas beraneka ragam keampuhan. Kekayaan ini merupakan kandungan
tersembunyi bahwa penggunaannya dapat menghemat ratusan jam kerja. Keampuhan
ini hanya dapat dimanfaatkan bila kita rajin mencoba. Sebelum membuat solusi
sendiri, coba eksplorasi pustaka bahasa, mungkin telah diselesaikan” (Bambang
Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 37-38)
Contoh 3:
“Java memisahkan komponen untuk menampilkan
keluaran dengan komponen untuk melakukan format keluaran. Keuntungan pemisahan
antara lain format keluaran benar-benar sangat kaya melebihi yang dapat
diperoleh di C++” (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java,
2007, Hal. 78)
3. Kutipan tidak langsung
Kutipan yang dikemukakan dengan bahasa penulis
sendiri. Kutipan seperti itu lazim disebut dengan parafrase.
Pada hakikatnya seorang penulis harus mampu
menyatakan pendapat orang lain dalam bahasanya sendiri agar mencerminkan
kepribadiannya. Kutipan langsung ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dengan
tubuh karya tulis.
Contoh
1:
Sidik (2002a:35) tidak menduga bahwa kondisi umum
perpustakaan madrasah aliyah di Daerah Istimewa Yogyakarta sangat tidak
representatif sebagai sumber belajar.
Secara umum, perpustakaan madrasah aliyah di
Daerah Istimewa Yogyakarta kondisinya tidak layak dijadikan sebagai sumber
belajar (Sidik, 2002b:35).
Contoh 2:
Penulisan dengan identasi merupakan konvensi
penulisan yang bagus untuk diikuti. Identasi berarti memberi iden setiap
menemui blok baru pada blok-blok yang berbeda. Identasi adalah gaya penulisan
program bukan bagian bahasa secara teknis, sehingga digunakan untuk memperjelas
pembacaan program oleh pemrogram, bukan oleh kompilator. Kompilator
menghasilkan keluaran yang sama meski tanpa identasi. (Bambang Hariyanto,
Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 174)
Contoh 3:
Polymorphism, yang berarti mempunyai banyak
bentuk, merupakan konsep pokok di dalam perancangan berorientasi objek. Dua
objek atau lebih dikatakan polymorphic jika mempunyai antarmuka-antarmuka yang
identik namun mempunyai perilaku-perilaku berbeda. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi
Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 357)
Apabila nama pengarang dicantumkan di dalam teks,
ikutilah nama pengarang dengan tahun terbit dalam kurung.
Misalnya:
Dalam kaitannya dengan minat baca, Masruri
(2003:23) menyatakan bahwa …….
Apabila nama pengarang tidak dinyatakan di
dalam teks, cantumkan nama akhir pengarang dan tahun terbit, serta tanda koma
di antaranya, diikuti penunjuk halaman.
Misalnya:
Pembinaan minat baca terkait dengan beberapa hal
(lihat Riyadi, 2000:77—83), di antara, yang paling mendasar adalah (1) ……., (2)
…………., dan (3) ………..
Penunjuk halaman pengutipan mengikuti tahun
terbit, didahului titik dua,tanpa menggunakan singkatan hlm.,
hal., p., atau pp.
Misalnya:
Dinyatakan oleh Qolyubi (2005:5) bahwa ………………
Qolyubi (2005:5) menyatakan “Tingkat keberhasilan
…….”
Dalam kurung dapat juga diberi penjelasan ringkas
yang bertalian dengan acuan.
Misalnya:
Pernyataan itu setelah diujikan dilapangan
(pendapat senada dapat lihat Boorn, 1999:98—101) mengandung beberapa kelemahan,
antara lain, ialah ……….
Untuk acuan dua pengarang, cantumkanlah nama
akhir kedua pengarangan itu; lebih dua pengarang, gunakanlah singkatan dkk.
Misalnya:
Ujung tombak perpustakaan terletak pada pelayanan
prima (Rosma dan Zein, 2004:45). Senada dengan hal itu, dikemukakan (Zulaikha
dkk, 2004:111) bahwa ………..
Dua acuan atau lebih yang digunakan untuk
menyatakan hal yang sama, cantumkanlah nama akhir masing-masing pengarangan,
diikuti tahun dan halaman, dan masing-masing acuan dipisahkan dengan titik koma
(;).
Misalnya:
Dalam kaitannya dengan menumbuhkembangkan kultur
baca (Sidik, 2003:23; Lasa Hs., 1999:12; Zulaikha, 2005:34; Purwono, 2007:34)
mendasarkan pada hal yang sama, yaitu ………………………
Apabila diperlukan lebih dari acuan terhadap
pengarang dan tahun terbit yang sama, gunakanlah huruf a dan b pada
akhir tahun penerbit sebagai pembeda. Akan tetapi, dapat juga terjadi untuk
tahun terbit berbeda dengan pernyataan yang sama.
Misalnya:
·
Lain halnya dengan hal tersebut di atas,
Tampubolon (1999a:23) dan kemudian dipertegas kembalai pada sebuah artikel
(1999b:12), menyatakan bahwa ………………….
·
Senada dengan hal itu, Tampubolon (1999:23) dan
kemudian dipertegas kembalai pada sebuah artikel (2001:12), menyebutkan bahwa
………………….
MENGUTIP PENDAPAT SESEORANG YANG TERDAPAT
PADA KARYA ORANG LAIN
Mengutip pendapat seseorang yang terdapat pada
karya orang lain dapat dilakukan jika sudah terpaksa, yaitu sumber primernya
tidak dapat ditemukan.
Misalnya:
“Membiarkan anak-anak menggunakan bahasa tanpa
bimbingan yang baik di sekolah akan menimbulkan kekacauan pemakaian bahasa”
(Rosidi dalam Sidik, 20092:34). Tanda angka dua (2) di
belakang tahun terbit untuk menandakan jilid buku yang dikutip.
Penyitiran dari karya editor, penulisan
menggunakan singkatan Ed.dibelakang nama akhir editornya dalam
tanda kurung siku.
Misalnya:
Dinyatakan oleh Qolyubi [Ed.] (2003:56) bahwa
……………..
Pengutipan secara langsung gunakan tanda
kutip ["]
·
Kutipan pendek (kurang dari dua baris)
·
Kutipan panjang (lebih dari tiga baris)
“Membiarkan anak-anak menggunakan bahasa tanpa
bimbingan yang baik di sekolah akan menimbulkan kekacauan pemakaian bahasa.
Guru sangat berperan mengarahkan setiap anak dalam berbahasa” (Rosidi dalam
Halim, 1976:34).
·
Pengutipan tidak langsung
(parafrase) à tidak menggunakan tanda kutip [mengutip dengan
menggunakan bahasanya sendiri].
·
Pengutipan dari internet dapat dilakukan
hanya jika terpaksa.
·
Informasi dari internet tetap diperlukan, tetapi
sebaiknya “hanya” dijadikan data.
SUMBER:http://rizarulham.wordpress.com/2010/03/29/contoh-contoh-kutipan/
http://aan-dizenx.blogspot.com/2009/12/contoh-kutipan-bahasa-indonesia-dosen.html